pake-book.bLogspot.com _ Heriyatna_bbm PIN:747895FF_

Wednesday, June 3, 2015

Puisi Perpisahan - Saat Hari Itu Tiba

· 0 comments
Saat Hari Itu Tiba
By : Insiwi Dela Yesa
Email:  dellayessa@yahoo.co.id


Sekedar ucapan terkadang mudah untuk di bayangkan...
Sekedar janji terkadang mudah untuk dilupakan...
Segala perintah yang diberikan terkadang terabaikan...

Sebuah lembaran yang terkumpul menjadi satu,
Bersatu menjadi sebuah cerita...
Segalanya telah disiapkan untuk mereka di sana...

Saat matahari datang dari ufuk barat,
Rasa dosa dan bersalah datang pada jiwa yang kotor itu...
Tersadar bahwa mereka hanyalah sebuah kayu yang yang rapuh di makan usia....

******

Demikian puisi pendek kiriman pambaca kali ini, jangan lupa untuk membaca juga kumpulan puisi persahabatan lengkap kiriman pembaca di blog ini.
♥‿♥ UPDATE STATUS ke FACEBOOK

Cerpen Cinta - Last Love

· 0 comments
Cerpen Cinta: Last Love
Karya: Sony Sanjaya
Email: kairusozatsu@gmail.com

Aku Sony, aku berumur 20 tahun, memandang bintang di langit malam, pekerjaan operator warnet dengan shift malam yang membuatku selalu menyempatkan diri untuk menikmati indahnya langit di malam hari saat pulang kerja.

Mendengar lagu dan selalu berpikir apa yang akan terjadi di masa depan adalah suatu kebiasaanku waktu itu, terkadang hidup terasa membosankan membuatku ingin melakukan sesuatu hal yang menarik perhatianku.

cerpen cinta last love

Sebenarnya aku adalah gamers, aku selalu menghabiskan waktu luangku untuk bermain game online. Kebanyakan aku mengenal banyak orang dari dunia maya, tapi aku mulai bosan dengan semua itu. Suatu hari aku menemani ayahku untuk pengurusan e ktp di kecamatan, aku melihat teman smpku juga mengurus ktp waktu itu.

Aku mendekatinya dan berdiri tepat di sampingnya..

“ Maaf, bukankah kau Rani ? Aku rasa kita pernah se SMP waktu dulu.. “
“ Ya aku tahu, tapi aku lupa akan namamu? “
“ Wajar sudah beberapa tahun yang lalu, banyak yang berubah bukan? “

Kami berbincang dan saling mengenal satu sama lain, dia mengatakan akan ada reuni kecil-kecilan akhir pekan itu, dia memberikan nomer hp nya untuk kabar selanjutnya. Pengurusan ktp pun selesai dan dia pulang dengan dijemput kekasihnya. Tak lama kemudian aku dan ayah juga pulang setelah pengurusan selesai.  - baca juga: Cerpen Cinta Terbaik, Cerita Pendek Romantis

Sepulang dari rumah, malam harinya aku bekerja dan aku berpikiran untuk meminta facebook Rani untuk mengetahui teman SMP yang lainnya.

Isi Sms
 “ Aku sony, kita bertemu siang tadi, maaf jika mengganggu tapi apakah boleh aku meminta alamat facebookmu..?? “
“ Iya son , ini alamat facebookku, RanieDw*** “
“ Oke, terima kasih ya Ran ..”

Tak lama setelah aku membuka Facebooknya, aku menemukan beberapa teman SMP, aku mendapatkan salah nomer teman smpku, dia bernama Tanti. Di lain waktu aku menghubunginya untuk sekedar bertanya akan tentang reuni.

Kami menjadi akrab hanya dengan chatting dan sms, beberapa hari kemudian, sehabis magrhib kami bertemu di warung orang tuanya. Pertemuan itu membuat kami semakin akrab, hari semakin larut jadi aku putuskan untuk kembali ke rumah.


Tepat hari sabtu acara reuni diadakan, aku mendapat sms dari nomer yang tak kukenal, ternyata dia adalah salah satu teman smpku,


Isi Sms
 “ Kamu jadi ikut reuni ? Eka Wuland “

Entah kenapa aku ingat betul akan nama tersebut, dalam sekejap aku ingat wajah nya.
Dalam batinku berbicara “ Benar dia orang yang pernah aku benci waktu smp dulu”

Isi Sms
“ Darimana kamu mendapatkan nomer hpku ?”
“ Dari Tanti Son, aku mau berangkat ke acara reuni, ketemuan di warung nya tanti ya..”
“ Iya , aku juga mau berangkat..”

Setelah sampai di warung tanti, aku melihat Eka datang dengan lelaki dia bernama Susilo aku berpikir itu pacarnya, karena mereka selalu bersama waktu smp.

Eka     : Jadi kamu yang namanya Sony ?
Sony    : Iya, jadi kamu datang berdua dengannya ?
Eka    : Iya Son, kamu sendirian saja ?
Sony    : Ya , bisa dibilang seperti itu,  “ dengan wajah senyum

Tak lama kemudian Tanti dan lelaki itu juga ikut berbincang dengan kami,,

Tanti    : Semua nya sudah datang ya, maaf ya acara reuninya diadakan di rumahku saja, karena warung       sedang ramai.
Susilo    : Kami mengerti Tan, ya sudah kita berangkat ke rumahnya Tanti..

Eka membonceng Tanti, dan aku membonceng susilo.Kebetulan rumahnya tidak jauh dari warung.
Saat di perjalanan aku berbincang dengan Susilo, aku bertanya mengenai hubungan mereka. Susilo bilang mereka hanyalah teman, sudah lama putus.

Sesampai di rumahnya Tanti, kami berkumpul dan berbincang, tak lama kemudian teman SMP yang lain datang , termasuk Rani. Suasana semakin ramai, Tanti memesan kopi di warung dekat rumahnya. Karena aku akrab dengannya aku ingin membantunya.

Kami berdua pun pergi ke warung, dan setelah kembali teman-teman berpikir kami sudah berpcaran, padahal baru kenal seminggu yang lalu. Tak lama kemudian, Tanti mengungkapkan kepadaku jika dia menyukaiku, dan dia berharap bisa jadi pacarku.


Aku menjawab iya, karena mungkin aku merasa kesepian dan hanya dia yang baik padaku, hari berlalu reuni kedua diadakan. Saat berkumpul kembali teman-teman sudah mengetahui tentang hubungan kami. Seperti biasa kami melakukan reuni, hanya sekedar berkumpul dan menghabiskan waktu bersama.

Sewaktu kerja, aku menerima chatting dari Eka ,

Eka    : Maaf, aku tidak yakin kau menyukai Tanti, karena sikap dinginmu padanya..
Sony    : Semua yang kau lihat belum tentu benar, hanya aku yang tahu soal itu..

Dalam batinku “ Kenapa dia tahu tentang perasaanku yang seperti ini ? “

Suatu saat, aku pergi berkunjung ke temanku yang juga bekerja operator warnet, aku bertemu dengan sahabatku waktu SMP yang kebetulan dulu juga pernah ikut reuni, kami saling menanyakan kabar dan dia bercerita banyak waktu itu.

Nizar    : Jadi kau masih bermain game online ?
Sony    : Aku hanya merasa jenuh di rumah..
Nizar    : Haha, aku tahu kok son, kamu memang selalu menghabiskan waktumu seperti ini,
      Aku dengar kau jadian ya sama Tanti ?
Sony    : Bisa dibilang seperti itu, dan soal hubungan asmaramu bagaimana?
Nizar    : Saat ini aku sedang dekat Eka, masih dua minggu ,” Sambil tertawa “

Seminggu berlalu, aku masih berhubungan dengan Tanti, namun aku sadar dia terlalu kekanak-kanakan. Perkiraanku selama ini tentang dia adalah salah. Memutuskan nya lebih baik daripada harus menuruti semua keinginannya yang berlebihan.

Reuni yang rutin dilakukan dua minggu sekali, saat itu Eka tidak datang. Aku bertanya pada sahabatku kenapa dia tidak bisa datang.

Sony    : Apa kau tahu kenapa Eka tidak datang ?
Nizar    : Dia bilang ada masalah pribadi, tadi dia bbm aku seperti itu.
Sony    : Hmm, jadi gitu ya.. aku sebenarnya sudah lama membenci Eka, tapi aku tidak tahu apa             alasanku membencinya, aku harap kau tidak jadian dengannya, aku tidak sudi..
Nizar    : Aku kaget mendengarnya, tapi dia gadis yang baik, dia tidak seperti yang kau bayangkan.. dan       aku tidak menyukainya, jadi tidak mungkin aku jadian dengannya..
Sony    : Tapi aku tidak yakin tentang dia,

Setelah pulang ke rumah,tidak tahu kenapa aku selalu terpikir tentang Eka, lalu aku mencoba menelponnya. Kami saling berbincang-bincang lewat telpon waktu itu, memang dia ada masalah.
Aku berbicara padanya mengenai apa yang aku rasakan dan aku pikirkan tentang dia..

Melalui telpon..

Eka    : Kenapa kamu bisa tahu tentang masalahku dan juga masa laluku?
Sony    : Aku hanya melihat foto-fotomu di facebook, dan ada satu foto, aku melihat tatapan matamu             begitu kesepian dan sedih, namun tidak seorang pun yang tahu tentang hal itu, aku hanya             berpikir seperti itu.. tapi mungkin ini hanya perasaanku saja..
Eka    : Apa yang kau katakan itu hampir benar apa adanya, aku memang kesepian dan aku punya            masa lalu yang menyakitkan..


Beberapa hari berlalu, kami ketemuan di cafe, kami saling bertatap muka. Sedikit perasaan grogi muncul, kami berbincang satu sama lain, namun itu pertama kalinya kita berbicara panjang.
Setelah mengetahui masalalunya seperti itu aku meminta maaf sudah membencinya selama ini, dia sedikit terkejut mendengar pengakuanku. Namun dia memaafkanku.

Kami akhirnya pulang, kami sering menghabiskan waktu bersama jika ada waktu luang. Suatu saat dia bilang pernah menyukai Nizar namun dia tahu nizar tidak pernah menyukainya sedikitpun, aku turut prihatin.

Waktu berlalu, aku mulai menyukainya, suatu malam saat kami saling menelpon, aku mengungkapkan perasaanku padanya.

Sony    : Maaf mungkin ini akan menganggumu, tapi aku akan bilang..
Eka    : Tak apa , bilang saja,, emangnya apa ?
Sony    : Aku menyukaimu, dan aku berharap bisa menjadi pacarmu , tapi jika itu mustahil bagiku, aku             akan mengerti...
Eka    : Aku tahu  Tanti adalah temanku dan sekarang mungkin dia akan berpikir aku                       merebutmu dari dia.. meski kalian sudah tidak ada hubungan lagi.. tapi jika kau berani bilang            padanya jika kau menyukaiku, aku akan menerimamu.. tapi aku tidak ada perasaan sama sekali      tapi aku akan mencoba untuk menumbuhkan perasaan ini..

Tepat malam tahun baru, aku mengatakan hal itu pada Tanti, meski aku tahu dia akan membenciku, tapi aku harus mengatakannya.

Mendengar apa yang aku katakan, Eka tidak mempercayainya aku berani bilang hal itu pada Tanti. Tapi itulah kenyataanya, tepat tanggal 3 Januari awal tahun, kami jadian. Kami sering keluar, dan menghabiskan waktu bersama, meski perasaanku tidak terlalu besar padanya, karena aku ini orang yang sulit mencintai orang lain.

Suatu malam, sepulang dari mall kami duduk di taman tak jauh dari parkiran.

Eka    : Terima kasih untuk hari ini ya, aku senanng kamu mau menemaniku.. “ sambil tersenyum “
Sony    : Tidak masalah, aku juga senang menemanimu, jadi terima kasih kembali yah..

kami berbicara lumayan lama, dan tanpa sengaja kami berbicara mengenai pereasaan..

Eka    : Aku minta maaf, sampai saat ini aku masih mengharap mantan kekasihku, meski kita sudah            jalan.. aku masih sangat mencintainya, karena aku salah di masa lalu ..

Aku berpikir dan tersenyum padanya dan aku mengatakan .

”Semua bukan salahmu, cinta itu tidak bisa dipaksakan, sejak awal aku tahu ini akan terjadi, aku hanya ingin membantumu melewati semua ini, tujuanku hanyalah menghilangkan kesedihan dan trauma di masa lalu, tidak peduli apa yang aku rasakan sakit atau tidak, yang terpenting kau bahagia, karena aku tahu bagaimana perasaanmu.. “

Mendengar hal itu dia hampir menangis, dan merasa bersalah padaku. Memang sejak awal aku hanya ingin membantunya melewati semua itu, tapi aku tidak pernah menyangka perasaanku akan selalu tumbuh meski dia wanita yang pernah aku benci..

Sahabatku mengerti aku jadian dengan Eka, dia sedikit kaget tentang hal itu, dia berpikir bagaimana bisa seorang yang aku benci menjadi seorang yang aku cintai.. tapi sahabatku mengucapkan selamat untuk hubungan kami..

Tanti masih berharap padaku, dia selalu mengirimkan sms betapa dia menginginkan kesempatan kedua dariku, tapi aku sudah tidak bisa karena sudah sejauh ini , jadi mustahil bagiku menyerah.

Pada suatu hari Eka ingin bertemu denganku, namun keadaan waktu itu hujan lebat, aku bilang padanya untuk bertemu lain hari, tapi dia tidak mendengarkan.

 Dia pergi dan menungguku di dekat rumahku waktu itu, aku kaget melihat sikapnya seperti itu. Hubungan kami tak terasa sudah begitu lama, dan suatu saat kami pergi ke kaki gunung untuk menikamti pemandangan bersama..

Sony    : Pada akhirnya keinginanku terkabulkan..
Eka    : Apa maksudmu ?
Sony    : Sejak dulu aku ingin melihat pemandangan seperti ini dengan orang yang aku cintai, dan            sekarang terkabul.. mungkin terdengar aneh bagimu, tapi terima kasih yah..(sambil tersenyum)
Eka    : Sama-sama , aku juga mau berterima kasih sudah mengisi hari-hariku, jadi aku tidak harus            sendirian lagi..

Aku memegang tangannya dan menatap wajahnya, sambil tersenyum aku mengatakan..

Sony    : Dengar yah sayang, kau tidak harus berterima kasih, aku hanya ingin membantumu melupakan      perasaan trauma dan rasa salahmu akan masa lalumu, aku berharap kau bisa mencintaiku kelak,      jika tidak, aku harap kau bisa menemukan orang yang bisa membuatmu bahagia.. setidaknya             aku tidak menyerah dan melakukan hal bodoh seperti masa laluku..

Dia menangis mendengar apa yang aku katakan, dia bilang juga mencintaiku dan ingin bersama denganku untuk setiap waktunya. Hari itu kami berjanji untuk menjalin hubungan sampai menikah, tidak peduli apa yang akan terjadi..

Tak lama kemudian, aku memberikan boneka yang cukup besar untuknya, melihatnya mulai tersenyum lagi, dan mulai melupakan masa lalunya, membuatku lega. Tanpa aku sadari, aku telah meninggalkan kebiasaan bermain gameku, dan mulai menghabiskan waktu dengannya juga teman-temanku.

Mantan kekasihku satu persatu mulai berdatangan, aku berpikir mungkin itu cobaan akan hubungan kami, tak sedikit air mata yang keluar dari kekasihku dan juga diriku, hanya untuk saling menepati janji meski ada hal yang membuat kami saling tersakiti.

Sekarang aku sadar, jangan pernah menyerah sampai akhir, dan cinta itu muncul bukan dari kemauan kita sendiri, tapi tanpa kita sadari kita ingin selalu bersamanya,dan terkadang ada ikatan batin satu sama lain.

Jangan menyesali masa lalu tidak akan pernah bisa diubah, lebih baik menjalani masa depan itu dengan sebaik mungkin, agar kita tidak kehilangan orang yang kita cintai dan menyesal untuk kedua kalinya.
♥‿♥ UPDATE STATUS ke FACEBOOK

Cerpen Cinta - Aku Menyayangimu

· 0 comments
Kamis pagi, 25 Agustus 2011. Hari pertama sang surya menampakkan wajah
terang setelah hujan mengguyur setiap paginya. Senang bisa
meninggalkan payung dan jas hujan di rumah. Setiap aku lupa
membawanya, ibuku selalu memarahiku dan memberiku khotbah selama
berjam-jam. Itu membuatku muak. Tetapi, selalu ada hal kurang baik
yang menimpaku jika aku meninggalkan mereka dirumah.
Pagi ini, siswa siswi SMA Negeri Mentari memikul tas mereka dengan
wajah ceria. Mereka terlihat sangat siap untuk mengikuti pelajaran.
Tetapi, ada beberapa orang yang merasa hari-harinya biasa saja.
Termasuk aku.

ilustrasi cerpen cinta


***

“Sssttt.. Lihat, Vik. Lihat dia datang padaku..” Kata Lena.
“Siapa?”
“Robi,” Jawabnya.

Temanku, Lena adalah gadis yang sedang menanti seseorang yang akan
mengungkapkan perasaan kepadanya. Dia sangat yakin bahwa orang itu
adalah Robi.

2 bulan yang lalu, aku dan Lena duduk di depan bangku Robi dan Rangga.
Tanpa sengaja Lena menjatuhkan bukunya. Buku itu jatuh tepat di bawah
bangku Robi. Jadi, Robi berusaha mengambilkannya. Saat mengembalikan
buku tersebut, tanpa sengaja Lena memegang tangan Robi dan mata mereka
bertemu. Lena langsung terpesona dengan aura yang terpancar dari sang
Robi. Apalagi Robi adalah orang yang tampan dan manis.
“Maaf,” Kata Lena. Robi membalasnya dengan senyum manis.
Lena pun menghadap ke depan kembali. Ia tampak bahagia.
“Kenapa kamu, Na?” Tanyaku.
“Nanti aku ceritain pas istirahat,” Lena cengar-cengir sendiri dan
tanpa disadari Pak Arif sudah memperhatikannya dari tadi.
“Lena!” Bentak Pak Arif dengan wajah garangnya. “Ngapain kamu
cengar-cengir sendiri? Habis disambet kutilanak?!”
Seluruh siswa di kelas pun menertawainya. Kecuali aku. Aku menjadi
takut juga. Takut ikut kena semprot Pak Arif karena Lena tengah
berbicara denganku sebelumnya.
Seketika Lena berhenti tersenyum, dan tubuhnya kaku. Ia seperti tak
dapat menggerakkan seluruh anggota tubuhnya. “Eee... anu pak..”
“Lena! Maju ke depan! Kamu duduknya pindah ke barisan paling depan! Cepat!”
“Ta.. ta.. tapi pak...”
Pak Arif berkacak pinggang dan  memelototi Lena. Ia tidak ingin
permintaannya dibantah oleh Lena.
“I...i..iya pak..iya...”
Dengan sangat sangat kecewa, akhirnya Lena mengalah juga. Ia pindah
dan duduk dengan Nigel. Sedangkan aku, duduk bersama Daniar.
KRIING.....
Akhirnya pelajaran pun usai. Aku hendak mengemasi buku. Saat aku
menghadap ke belakang untuk memasukkan bukuku ke dalam tas, 2 orang di
belakangku tengah tertawa.
Aku mengernyitkan dahiku, “Kalian kenapa tertawa?”
“Ga apa-apa,” Robi lalu pergi diikuti dengan Rangga.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku. Kemudian beranjak ke bangku
Lena yang baru. Aku melihat gerak-geriknya yang nampak kecewa. Jadi
aku berusaha menghiburnya. “Hey, tenanglah.”
“Aku ingin duduk disana lagi,” Lena menghembuskan nafas.
Kami berdua diam sejenak. Aku berusaha memikirkan sesuatu agar Lena
bisa senang kembali. Dan muncul ide di otakku. “He, bagaimana jika
begini saja. Kamu pindah denganku. Biar aku yang duduk dengan Nigel.”
Lena tampak tergugah karenanya. Ia tertarik dengan pendapatku.
“Baiklah,” Dia pun mulai menampakkan senyumnya kembali. Dengan
semangat, Lena segera memindahkan tasnya ke bangkuku dan memindahkan
tasku ke bangkunya. Aku tersenyum geli karena caranya berjalan,
seperti sedang berlari-lari kecil. “Okey, beres...”
Bel berdering 2 kali. Saatnya masuk kelas.
“Halo, Nigel,” Aku mencoba menyapa teman sebangkuku.
Dia menanggapinya dengan hangat. “Halo, Vika.”
Tampak Robi dan Rangga memasuki kelas. Mereka berjalan melewati
bangkuku yang berada di barisan paling depan. Sepertinya Robi
melihatku sedang memperhatikannya. Ia mencoba agak sedikit tersenyum.
Tapi saat mata kami bertemu, aku langsung menundukkan kepalaku.
Sedangkan Rangga, dia menyapaku dan mengerdipkan matanya. “Hai,
Vika..”
“Iya...” Aku menjawab sedikit dan tersenyum. Tapi kenapa aku menjadi
gugup seperti ini? Apakah ada sesuatu antara aku, Robi, atau Rangga?
Ah, mungkin hanya firasatku saja.
***
Hatiku berdebar-debar melihat Robi yang berjalan menuju bangkunya yang
berada dibelakangku. Kuperhatikan setiap langkahnya hingga ia duduk di
kursinya. Tanpa kusadari, wajahku telah menghadap ke belakang. Tapi
aku tak ingin beranjak. Aku ingin tetap seperti ini. Memperhatikan
setiap detail wajahnya. Hingga ia membangunkan lamunanku. “Ngapain
kamu, Len?”
“Eh... Halo Robi,” Aku sedikit tersentak karenanya. Mencoba untuk
mengalihkan perhatiaan. “Ada tugas gak ya?”
“Gak ada kayaknya. Coba tanya Rangga.”
“Eh, Rangga. Ada tugas gak?”
“Ada,”
“Apa? aku belum ngerjain nih.”
“Tugasnya merhatiin Pak Arif,” Rangga langsung cekikikan. Di susul
Robi yang ikutan cengar-cengir. Dan aku menjadi manyun karenanya.
Kami mulai bercerita satu sama lain. Sampai kami tertawa-tawa.
Beruntung saat ini adalah jam kosong. Aku bisa mengakrabkan diri
dengan Robi.  Aku yakin, dia pasti akan menyukaiku. Aku berharap dia
belum memiliki pacar, dan akan menembakku dalam waktu dekat ini.
***
Oh, membosankan sekali harus ada jam kosong. Tidak seperti biasanya,
aku selalu merasa senang jika ada jam seperti ini. Itu dikarenankan
aku sudah tidak sebangku lagi dengan Lena. Jika ada dia, aku atau dia
pasti sudah curhat dan bercanda tawa. Tapi, tidak kali ini. Aku belum
terlalu akrab dengan Nigel. Aku ingin berbicara dengannya, tapi masih
ada rasa malu dalam diriku. Itu membuatku merasa tidak nyaman. Jadi,
kali ini untuk pertama kalinya aku membenci jam kosong.
Aku menoleh ke belakang untuk menengok Lena, dan bermaksud ingin
memanggilnya. Tetapi, Lena sedang tidak memperhatikanku. Dia sedang
menghadap ke belakang, ke arah bangku Robi dan Rangga. Sepertinya,
mereka sedang asyik bercerita. Jadi, kuurungkan niatku untuk memanggil
Lena.
“Vik, kamu lihat apa?” Tanya Nigel yang sedang melihatku melamun.
Aku hanya diam, karena Nigel tak mampu membuyarkan lamunanku. Aku
masih tetap melamun. Aku membayangkan betapa beruntungnya menjadi
Lena. Dia sosok yang hebat. Gadis yang cantik, cerdas, dewasa, sabar
dan berbakat. Dia orang yang asyik, setiap diajak berbicara pasti
nyambung. Dia juga lucu dan manis, siapapun tak akan pernah bosan jika
melihatnya. Dan juga bakatnya bernyanyi, suara yang indah dan merdu.
Tak heran, banyak laki-laki yang menyukainya. Beruntungnya jika Lena
itu adalah aku. Pasti dengan mudah aku akan mendapatkan laki-laki
impianku.
“Vik! Vika!” Panggilan Nigel kali ini mengagetkanku.
“Hah....? Ada apa?”
“Kamu ngelamunin apa sih?”
“Eh.. enggak kok,”
“Kayaknya dari tadi liatin Robi sama Rangga. Jangan-jangan kamu suka
salah satu dari mereka ya?”
“Ih, enggak. Apaan sih!” Aku tertawa kecil dan menepuk lengannya.
Sejak saat itu, aku mulai bisa bercanda dengan Nigel. Itu membuatku
berharap akan ada lebih banyak jam kosong lagi.
***

25 Agustus 2011. Saat jam istirahat kedua, aku dan Lena duduk di taman
sekolah. Bermaksud ingin menikmati sinar matahari yang memancar dari
sela-sela pohon di taman. Lena menceritakan bagaimana perkembangannya
dengan Robi selama 2 bulan ini.
“Robi ternyata belum punya pacar,” Lena memulai pembicaraan.
“Benarkah? Syukurlah jika begitu.”
“Firasatku mengatakan, ia juga menyukaiku.”
“Semoga saja. Selamat kalau begitu,” Aku tersenyum dan mencubit
pipinya. “Sepertinya sebentar lagi bakal ada yang punya pacar nih.”
Lena tersenyum bahagia. Ia sangat berharap akan menjadi pacarnya Robi.
Begitu juga aku. Aku berharap Lena bisa cepat-cepat pacaran dengan
Robi. Aku ingin melihatnya bahagia dengan Robi. Karena Robi adalah
lelaki yang baik, aku percaya ia tidak akan macam-macam dengan Lena.
Saat angin sepoi-sepoi membelai rambutku dan Lena, Robi datang membawa
setangkai mawar merah. Ia terlihat semakin cool saat berjalan. Lena
lalu tergugah karenanya.
“Vik, lihat dia datang padaku. Sepertinya ia akan menyatakan perasaan padaku.”
“Iya, Len.”
Saat Robi semakin dekat, Lena dan aku berdiri untuk menyambutnya. Robi
tersenyum memperhatikan kami berdua. Lalu ia berlutut dan menyodorkan
bunga kepadaku. Tunggu, kepadaku? Apakah ia salah arah?
“Vika.... aku ingin mengatakan sesuatu. Aku sebenarnya sudah
menyukaimu dari pertama aku melihatmu. Ingatkah kamu saat kita masih
kecil, saat kamu berobat di tempat ayahku? Aku melihatmu dan ingin
menemuimu. Tapi aku masih malu. Aku ingin berteman denganmu. Terlebih
saat kita masih duduk di bangku TK, ternyata kita satu kelas. Dan
sekarang, kita bahkan bertemu lagi. Aku sudah yakin denganmu. Maukah
kamu menjadi pacarku?”
Aku tak dapat menjawab apa-apa. Aku melihat wajah Lena yang tampak
menahan amarah dan kekecewaan. Ternyata aku, sahabatnya sendirilah
yang membuatnya sakit hati. Ia lalu pergi begitu saja. Aku hanya mampu
melihatnya saja, aku ingin memanggilnya dan mengatakan padanya bahwa
ini hanyalah kesalahpahaman. Tapi, aku tak bisa melakukannya. Aku
bukan orang yang pandai berbicara.
“Jadi, bagaimana, Vik?”
“A... a... aku.. aku tidak tahu!” Aku berlari meninggalkan Robi. Aku
menuju ke kelas. Aku ingin meminta maaf kepada Lena. Tapi, disana aku
melihatnya menangis. Aku mendekatinya, dan bermaksud ingin
memanggilnya. Tapi, kuurungkan niatku. Aku tidak berani menatapnya
lagi, apalagi berbicara dengannya. Dengan lemas, aku berjalan kembali
ke bangkuku. Menyapa Nigel, dan mempersiapkan pelajaran selanjutnya.
Bel berdering. Saatnya memulai pelajaran. Tapi, kenapa gurunya tak
kunjung datang. Sudah lebih dari 20 menit. Ah, jam kosong lagi
rupanya. Aku inginkan ada pelajaran. Aku ingin mengalihkan perhatianku
dari kecelakaan yang baru saja terjadi. Mungkin, hari ini
keberuntungan tidak berpihak padaku. Tubuhku rasanya lemas sekali. Tak
ada semangat sama sekali. Aku merenung sejenak. Sebenarnya aku juga
sudah memiliki perasaan pada Robi. Tapi, aku tak tahu jika itu adalah
perasaan suka. Yang kutahu, aku hanya ingin mengenalnya lebih dekat
seperti Lena mengenal Robi. Saat Robi tersenyum padaku, aku menjadi
gugup. Dan ternyata dalam lubuk hati kecilku, aku merasa bahagia. Dan,
aku tak pernah menyadari itu semua.
Langit mulai terlihat mendung. Kukira hari ini tidak akan hujan.
“Langit mulai mendung. Kukira hari ini tidak akan hujan,” Kata
seseorang yang duduk dibelakangku, seperti sama persis dengan apa yang
kukatakan dalam hati barusan. Aku menoleh ke belakang. Aku sangat
terkejut tatkala itu adalah Robi. “Jangan kaget, Vik,”
“Kami baru bertukar bangku dengan Sally,” Sahut Rangga menjelaskan.
Tapi aku acuhkan mereka berdua. Tatapanku tertuju pada gadis cantik
yang kukagumi, Lena. Tapi juga yang aku iri. Dia masih terus menunduk
dan mengeluarkan air mata. Aku senang ia ditemani oleh Lian di
sisinya. Aku teman yang buruk untuk Lena. Membuatnya hingga sesedih
ini. Lian lah teman yang tepat untuk Lena. Lian yang mampu mengusap
air mata Lena. Sedangkan aku, teman yang mampu meremukkan hati Lena
meskipun aku tak inginkan hal itu.
Rangga melambaikan tangannya di depan wajahku. “Halo... Vika... Ngelamun apa?”
“Em.. Engga,” Aku menatap Lena kembali, tetapi sepertinya Lian sedang
melirikku dan Robi. Aku kembali menghadap ke depan. Aku tertunduk dan
diam. Aku tak berani berkutik karena ada Robi dan Rangga di
belakangku. Kuhabiskan sisa waktu pelajaran untuk mencoret-coretkan
pensilku di kertas. Sedangkan Robi, sepertinya ia memperhatikanku dari
belakang. Dan Rangga mencoba untuk menggodaiku dan Robi. Aku hanya
mendiamkan mereka. Sebenarnya, ada keinginan untuk berbicara dengan
mereka tetapi aku harus mengerti keadaan saat ini.
1 jam berlalu. Bel pulang sekolah telah berbunyi. Aku segera mengemasi
barang-barangku dan ingin cepat-cepat pulang. Hari ini aku tidak
membawa payung karena tadi pagi sangat cerah. Semoga aku sampai rumah
sebelum hujan turun.
Tik tik tik. Terdengar air hujan mulai menitik di genting kelas. Ku
tengok ke jendela. Air hujan mulai mengalir deras. Tarpaksa aku harus
menunggu hujan reda. Teman-teman sekelasku mengeluarkan sebuah payung
dan jas hujan dari tas mereka. Ternyata mereka masih mengantisipasi
akan datangnya hujan kembali. Tidak seperti aku, meremehkan segala
hal. Mereka satu persatu pulang bersama teman-teman mereka. Walaupun
cuaca hujan, tidak membuat mereka lemas. Mereka tetap ceria.
Aku keluar kelas dan berdiri di teras kelas. Aku menanti hujan yang
mengalir di hadapanku berhenti. Lagi-lagi, aku merenung kembali. Air
mataku tak mampu kubendung lagi. Kubiarkan ia membasahi pipiku selagi
tidak ada yang melihatku.
“Sepertinya ada yang ga bawa payung hari ini,” Robi datang tiba-tiba
dan ia memayungiku.
Cepat-cepat aku mengusap air mataku. Aku merasa malu, ternyata Robi melihatku.
“Vika. Aku mohon kali ini pulanglah bersamaku.”
Aku tak bergerak sama sekali. Berpura-pura tidak mendengarnya.
“Aku minta maaf tentang tadi.”
“Lena menyukaimu.”
“Em. A.. Aku tidak tahu.”
Kami lalu terdiam sejenak. Mungkin, ia kehabisan kata-kata. Tanpa
terasa 30 menit telah berlalu. Dan hujan masih belum berhenti. Robi
juga masih berdiri di sampingku. Mungkin ia menunggu kata dariku.
“Kenapa ..”
“Hujannya belum berhenti,” Robi memotong kalimatku dan melanjutkannya.
“Vika. Aku benar-benar menyukaimu sejak dulu. Hanya kamu. 6 tahun kita
tidak bertemu. Dan selama itu aku menunggumu.”
 “Sebenarnya....” Aku memberanikan diri untuk mengeluarkan kalimat
dari mulutku. “Aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu.”
“Benarkah?”
“Tapi Lena...”
“Em, aku punya ide. Bagaimana jika kita pacaran tapi secara diam-diam.
Hanya kita berdua yang tahu.”
Aku seperti kehilangan pikiranku sehingga aku berkata, “Baiklah. Aku setuju.”
Dengan 1 payung berdua, aku dan Robi melangkahkan kaki di bawah hujan
untuk pulang. Aku dan dia mulai tersenyum malu-malu. Lalu, bercanda
tawa seperti apa yang dulu ia lakukan dengan Lena. Ini seperti mimpi
bisa menjadi pacar Robi, orang yang aku sukai.
Tiba-tiba Robi merangkulku yang tengah menggigil. Aku merasa sangat
nyaman berada di dekatnya. Kami bertatap wajah dan saling tersenyum.
“Aku menyayangimu, Vika.”
“Aku juga menyayangimu, Robi.”
Kebahagiaanku dan Robi. 25 Agustus 2011.

******

Cerpen Aku Menyayangimu
Karya: Afik Yunika

Demikianlah cerita pendek romantis kali ini. Jangan lupa berkunjung kembali untuk melihat kumpulan cerpen cinta paling romantis di blog eposlima.
♥‿♥ UPDATE STATUS ke FACEBOOK

Kata Kata Bijak Leo Tolstoy Seputar Kehidupan

· 0 comments
Kata Bijak Leo Tolstoy - Leo Tolstoy adalah seorang sastrawan dan filsuf kenamaan berkebangsaan rusia yang aktif menulis sekitar abad 18 yang terkenal dengan beberapa novel yang diterbitkan yang menjadi bacaan luas seperti anna karenina dan perang dan damai.

Selain sebagai penulis dengan berbagai karya novel yang menarik, leo tolstoy juga dikenal sebagai filsuf moral yang terkenal dalam tulisan berjudul Kerajaan Allah ada di Dalam Dirimu, yang kemudian menjadi andil untuk mempengaruhi tokoh-tokoh perjuangan di berbagai negara abad ke-20 seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr.

kata bijak motivasi leo tolstoy

Berikut beberpa kutipan bijak dari leo tolstoy yang bisa kita renungkan sebagai cerminan kehidupan untuk masa yang akan datang.

Kata Bijak Leo Tolstoy

Jika kamu ingin bahagia, maka berbahagialah.

Dimana ada cinta, disitulah Tuhan berada.

Semuanya, semua yang saya ketahui, saya ketahui hanya karena saya mencintainya.

Semua orang berfikir untuk mengubah dunia, tetapi tak seorangpun berfikir untuk mengubah diri sendiri.

Agar dapat hidup dalam kebaikan, cobalah melakukannya.

Seni bukan hasil kerajinan, melainkan transmisi perasaan artis/seniman yang telah mengalaminya.

Ada dua macam pejuang yang paling kuat, yaitu kesabaran dan waktu.

Jika kamu tidak mengajari dirimu sendiri untuk mencari setiap kesempatan melakukan kebaikan, maka setidaknya jangan sampai melepaskan kesempatan itu jika kamu melihatnya.

Kita harus berpuas diri dengan hal-hal kecil dalam kehidupan. Dan semakin sedikit yang kita butuhkan, semakin sedikit kesulitan-kesulitan yang kita hadapi.

Sambutlah setiap harimu yang baru dengan tindakan yang baik, amal yang baik. Itulah cara terbaik untuk memulai hari yang baru.

Tanpa mengetahui apa dan mengapa saya di sini, menjalani hidup ini serasa mustahil.

Meskipun tidak ingin, kita tidak mungkin terlepas dari dunia orang lain; kita dihubungkan oleh industri, oleh perdagangan, oleh seni, oleh pengetahuan dan, yang paling penting, oleh kesatuan dengan kita, yakni sikap yang sama terhadap dunia.

Saat kematian, kita dapat melihat sebuah lilin yang sinarnya dapat kita gunakan untuk membaca buku kehidupan yang penuh dengan berbagai persoalan, kebohongan, kejahatan, dan kemalangan. Dan pada saat-saat kematian, lilin ini menerangi seluruh dunia, dan semua kehidupan seseorang, dengan sangat terang dan jelas. Bahkan sudut-sudut yang senantiasa tersembunyi dalam kegelapan. Kemudian cahaya tersebut terombang-ambing kena angin, dan redup, dan akhirnya lenyap selamanya.

Semuanya, semua yang aku mengerti, aku mengerti hanya karena cinta.

Bila kamu berbuat kebaikan, bersyukurlah karena kamu memiliki kesempatan untuk melakukannya.

******

Demikianlah kumpulan kata kata bijak motivasi kehidupan dari leo tolstoy yang bisa diposkan pada artikel singkat kali ini. Jangan lupa datang berkunjung kembali untuk menyimak dan merenungkan berbagai kutipan bijak tokoh dunia lainnya hanya di blog ini.
♥‿♥ UPDATE STATUS ke FACEBOOK

Comment Atuh